Baca Juga
Penyihir pada jaman sekarang lebih banyak hanya bisa dilihat di film-film hollywood. Beberapa penyihir ada yang digambarkan sebagai penyihir baik dan beberapa lainnya digambarkan sebagai penyihir jahat.
Jauh sebelum berkembangnya industri perfilman yang mengangkat kisah para penyihir, di daratan Eropa berabad yang lampau sudah memiliki kisah kelam tentang pembantaian orang-orang yang dituduh sebagai penyihir.
Karena masyarakat Eropa di abad pertengahan tersebut masih banyak yang percaya dengan tahyul, sehingga kepercayaan banyaknya penyihir mudah sekali memprovokasi mereka.
Berikut ini adalah 4 kisah para penyihir yang hampir semuanya berakhir dengan tragis, disarikan dari merdeka.com.
1. Mother Shipton
Foto: merdeka.com
Mother Shipton memiliki nama asli Ursula Southeil. Pada masa itu dia dikenal sebagai seorang pemimpin mistis Inggris di abda ke-16. Dengan posisinya ini membuat cukup ditakuti dan dihormati. Masyarakat sekitar menduga Ia memang terlahir sebagai penyihir, mereka sering menyebutnya sebagai "Hag Face" disebabkan wajah buruk rupanya dan memang sangat menyeramkan. Desas-desus di masyarakat mengabarkan bahwa ayahnya adalah iblis itu sendiri.
Di Inggris, Mother Shipton dikenal sebagai penyihir terbesar yang pernah hidup. Ramadalannya yang terkenal adalah armada Spanyol, wabah besar London, serta pelaksanaan Mary Queen of Scots.
Khusus untuk Mother Shipton, kematiannya cukup wajar, tidak seperti para penyihir sebelum maupun sesudahnya yang kebanyakan berakhir di bawah pedang. Mother Shipton meninggal sekitar tahun 1561 dan dimakamkan di pekuburan suci York.
2. Agnes Sampson
foto: merdeka.com
Agnes Sampson merupakan salah satu orang yang dituduh penyihir, ketika sedang rame-ramenya perburuan penyihir pada waktu itu. Di wilayah North Berwick ada sekitar 70 orang yang dituduh sebagai penyihir pada tahun 1590-1592. Saat itu, Agens Sampson dituduh sebagai dalang pelengseran King James VI Skotlandia dengan memakai sihirnya.
Penangkapan Agnes berdasarkan atas tuduhan penyihir lain bernama Gellis Duncan. Akibat interogasi terus menerus yang disertai dengan penyiksaan akhirnya membuat Agnes terpaksa mengakui berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya tersebut. Meskipun ada legenda yang menyatakan bahwa Agnes membantah semua tuduhan kepadanya.
Hukuman akhirnya dilaksanakan setelah dia dipaksa mengakui semua perbuatannya dengan cara dicekik dan kemudian dibakar.
3. Merga Bien
foto: merdeka.com
Seperti halnya di Inggris, di Jerman pada tahun 1602-1605 juga terjadi perburuan besar-besaran para penyihir di daerah Fulda, Jerman. Perburuan ini dipimpin oleh kepala biara Khatolik Pangeran Balthasar von Derbach.
Perintahnya adalah untuk menyingkirakan semua kekuatan mistis yang menurutnya tidak sesuai dengan ajaran Khatolik yang dianutnya. Berdasarkan legenda, diperkirakan lebih dari 200 orang yang dituduh sebagai penyihir berhasil tertangkap dan dihukum mati.
Merga Bien pada saat itu dianggap sebagai penyihir paling terkenal. Sehingga menjadi perburuan utama. Merga ditangkap saat sedang mengandung, kandungannya dituduh sebagai akibat dari perbuatan sihirnya.
Berdasarkan catatan, Merga hamil dari pernikahan ketiganya selama 14 tahun. Namun justru karena itulah Merga dituduh mengandung karena hasil hubungannya dengan iblis.
Akibat penyiksaan selama tertangkapnya, akhirnya Merga mengakui tindakan sihirnya. Bahkan dia juga mengaku sebagai pembunuh suami kedua dan anak-anaknya, dan juga melakukan pembunuhan salah satu anak mantan majikan suaminya pada saat itu.
Merga Bien berakhir dengan sangat tragis. Hukumannya adalah dibakar hidup-hidup pada musim gugur tahun 1603.
4. Malin Matsdotter
foto: merdeka.com
Kisah Malin Matsdotter berakhir lebih tragis lagi. Wanita janda berasal dari Swedia keturunan Finlandia ini dituduh oleh putrinya sendiri sebagai penyihir. Menurut putrinya, Malin telah membawa anak-anak ke sebuah sabat setan. Meskipun tuduhan ini tidak pernah terbukti.
Tercatat, Malin adalah korban dari perburuan penyihir besar-besaran di Swedia pada tahun 1668-1676. Di Swedia, Malin dianggap sebagai satu-satunya penyihir yang mati karena dibakar hidup-hidup.
Menurut informasi, Malin tetap bersikukuh tidak mengakui perbuatan sihirnya, meskipun anaknya menyuruhnya untuk bertibat. Bahkan dia malah menantang raja pada saat itu. Hal inilah yang membuat hukumannya jauh lebih berat.
banyak rumor yang beredar bahwa ketika dibakar, Malin diklaim tidak merasakan sakit dan menjerit kesakitan. Hal ini makin membuat masyarakat percaya bahwa dia adalah benar-benar penyihir.
Jauh sebelum berkembangnya industri perfilman yang mengangkat kisah para penyihir, di daratan Eropa berabad yang lampau sudah memiliki kisah kelam tentang pembantaian orang-orang yang dituduh sebagai penyihir.
Karena masyarakat Eropa di abad pertengahan tersebut masih banyak yang percaya dengan tahyul, sehingga kepercayaan banyaknya penyihir mudah sekali memprovokasi mereka.
Berikut ini adalah 4 kisah para penyihir yang hampir semuanya berakhir dengan tragis, disarikan dari merdeka.com.
1. Mother Shipton
Mother Shipton memiliki nama asli Ursula Southeil. Pada masa itu dia dikenal sebagai seorang pemimpin mistis Inggris di abda ke-16. Dengan posisinya ini membuat cukup ditakuti dan dihormati. Masyarakat sekitar menduga Ia memang terlahir sebagai penyihir, mereka sering menyebutnya sebagai "Hag Face" disebabkan wajah buruk rupanya dan memang sangat menyeramkan. Desas-desus di masyarakat mengabarkan bahwa ayahnya adalah iblis itu sendiri.
Di Inggris, Mother Shipton dikenal sebagai penyihir terbesar yang pernah hidup. Ramadalannya yang terkenal adalah armada Spanyol, wabah besar London, serta pelaksanaan Mary Queen of Scots.
Khusus untuk Mother Shipton, kematiannya cukup wajar, tidak seperti para penyihir sebelum maupun sesudahnya yang kebanyakan berakhir di bawah pedang. Mother Shipton meninggal sekitar tahun 1561 dan dimakamkan di pekuburan suci York.
2. Agnes Sampson
Agnes Sampson merupakan salah satu orang yang dituduh penyihir, ketika sedang rame-ramenya perburuan penyihir pada waktu itu. Di wilayah North Berwick ada sekitar 70 orang yang dituduh sebagai penyihir pada tahun 1590-1592. Saat itu, Agens Sampson dituduh sebagai dalang pelengseran King James VI Skotlandia dengan memakai sihirnya.
Penangkapan Agnes berdasarkan atas tuduhan penyihir lain bernama Gellis Duncan. Akibat interogasi terus menerus yang disertai dengan penyiksaan akhirnya membuat Agnes terpaksa mengakui berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya tersebut. Meskipun ada legenda yang menyatakan bahwa Agnes membantah semua tuduhan kepadanya.
Hukuman akhirnya dilaksanakan setelah dia dipaksa mengakui semua perbuatannya dengan cara dicekik dan kemudian dibakar.
3. Merga Bien
Seperti halnya di Inggris, di Jerman pada tahun 1602-1605 juga terjadi perburuan besar-besaran para penyihir di daerah Fulda, Jerman. Perburuan ini dipimpin oleh kepala biara Khatolik Pangeran Balthasar von Derbach.
Perintahnya adalah untuk menyingkirakan semua kekuatan mistis yang menurutnya tidak sesuai dengan ajaran Khatolik yang dianutnya. Berdasarkan legenda, diperkirakan lebih dari 200 orang yang dituduh sebagai penyihir berhasil tertangkap dan dihukum mati.
Merga Bien pada saat itu dianggap sebagai penyihir paling terkenal. Sehingga menjadi perburuan utama. Merga ditangkap saat sedang mengandung, kandungannya dituduh sebagai akibat dari perbuatan sihirnya.
Berdasarkan catatan, Merga hamil dari pernikahan ketiganya selama 14 tahun. Namun justru karena itulah Merga dituduh mengandung karena hasil hubungannya dengan iblis.
Akibat penyiksaan selama tertangkapnya, akhirnya Merga mengakui tindakan sihirnya. Bahkan dia juga mengaku sebagai pembunuh suami kedua dan anak-anaknya, dan juga melakukan pembunuhan salah satu anak mantan majikan suaminya pada saat itu.
Merga Bien berakhir dengan sangat tragis. Hukumannya adalah dibakar hidup-hidup pada musim gugur tahun 1603.
4. Malin Matsdotter
Kisah Malin Matsdotter berakhir lebih tragis lagi. Wanita janda berasal dari Swedia keturunan Finlandia ini dituduh oleh putrinya sendiri sebagai penyihir. Menurut putrinya, Malin telah membawa anak-anak ke sebuah sabat setan. Meskipun tuduhan ini tidak pernah terbukti.
Tercatat, Malin adalah korban dari perburuan penyihir besar-besaran di Swedia pada tahun 1668-1676. Di Swedia, Malin dianggap sebagai satu-satunya penyihir yang mati karena dibakar hidup-hidup.
Menurut informasi, Malin tetap bersikukuh tidak mengakui perbuatan sihirnya, meskipun anaknya menyuruhnya untuk bertibat. Bahkan dia malah menantang raja pada saat itu. Hal inilah yang membuat hukumannya jauh lebih berat.
banyak rumor yang beredar bahwa ketika dibakar, Malin diklaim tidak merasakan sakit dan menjerit kesakitan. Hal ini makin membuat masyarakat percaya bahwa dia adalah benar-benar penyihir.
Komentar
Posting Komentar